Hari Palang Merah Indonesia: Setetes Darah untuk Kehidupan dan Kemanusiaan


Tanggal 17 September 2016 nanti, bangsa Indonesia akan memperingati “Hari Palang Merah Indonesia” yang ke 71. Mungkin tak banyak yang mengetahui hari penting ini. Tapi bagi saya, peringatan Hari Nasional ini sangatlah penting. Mengapa penting karena saya dan keluarga pernah merasa berhutang budi kepada PMI, disaat saya benar-benar membutuhkan darah golongan O untuk operasi bapak Mertua saya yang kala itu sedang menjalani operasi Kanker di RS Cipto dan Operasi Usus di RS Fatmawati. 

Nama PMI begitu familiar di telinga kita, namun saya tidak yakin banyak orang yang mengetahui apa sesungguhnya PMI? PMI adalah singkatan dari Palang Merah Indonesia, sebuah organisasi perhimpunan nasional di Indonesia yang bergerak dalam bidang sosial kemanusiaan. 

Lembaga ini memiliki sejarah panjang seiring dengan prosesi kemerdekaan republic Indonesia. PMI didirikan oleh Pemerintah Kolonial Belanda sebelum perang dunia II, tepatnya 12 Oktober 1873. Saat itu nama PMI adalah Nederlandsche Roode Kruis Afdeeling Indië (NERKAI) yang kemudian dibubarkan pada saat pendudukan Jepang. Perjuangan berdirinya PMI mengalami pasang surut sejak tahun 1932 sampai 1940-an. Sampai pada saat Indonesia menyatakan kemerdekaan, Presiden Soekarno memerintahkan Dr. Boentaran (Menkes RI Kabinet I) agar membentuk suatu badan Palang Merah Nasional pada tanggal 3 September 1945. Tepat sebulan setelah kemerdekaan RI, 17 September 1945, PMI terbentuk. Peristiwa bersejarah tersebut hingga saat ini dikenal sebagai Hari PMI. 

Lantas apa peran dan tanggungjawab PMI mempunyai peran membantu pemerintah di bidang sosial kemanusiaan, terutama tugas kepalangmerahan. Lembaga ini merupakan suatu perkumpulan yang anggota-anggotanya siap memberi pertolongan kepada siapapun dengan sukarela berdasarkan atas rasa perikemanusiaan dengan tidak membedakan ras, bangsa, golongan, agama, politik, dan ideologi. PMI memiliki Tujuh prinsip dasar dalam menjalankan aktifitasnya  yaitu sebagai berikut: Kemanusiaan, yaitu keinginan untuk memberi pertolongan tanpa diskriminasi secara nasional maupun internasional. Tidak berpihak, yaitu tidak membeda-bedakan antara kebangsaan, warna kulit, agama, tingkatan dalam masyarakat (kedudukan sosial) atau pendapat politik. Bersikap netral, dalam arti tidak boleh memihak/berpihak kepada suatu golongan dalam suatu permasalahan, atau melibatkan diri di dalam pertentangan yang bersifat politis, rasial, keagamaan atau ideologi. Bebas dalam arti harus selalu memelihara otonominya sehingga selalu mampu untuk bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip Palang Merah. Kesukarelaan, bahwa Palang Merah adalah suatu organisasi pemberi bantuan sukarela yang tidak mendasarkan diri dengan cara apapun untuk berkeinginan mendapat keuntungan. Kesatuan, yaitu di satu negara hanya dapat berdiri satu Perhimpunan Palang Merah. 

Palang Merah adalah suatu organisasi yang bersifat semesta, di mana semua perhimpunan mempunyai kedudukan yang sama dan memikul tanggungjawab serta kewajiban yang sama pula. Kini Palang Merah Indonesia menjadi satu-satunya badan yang menjalankan kepalangmerahan dan dapat dengan leluasa melaksanakan tugasnya sesuai dengan Konvensi Jenewa dan falsafah negara Pancasila. Menjadi tugas kita generasi muda untuk meneruskan perjuangan melalui peringatan hari lahirnya Palang Merah Indonesia. Kita tanamkan rasa kemanusiaan, kesetiakawanan sosial dan rasa mencintai sesama, karena “kita semua saudara” atau Inter Arma Caritas sesuai dengan yang diucapkan Henry Dunant, bapak Palang Merah Dunia menjadi semboyan palang merah. 

Menurut saya, Palang Merah Indonesia (PMI) di usia 71 tahun memiliki kiprah dan kontribusi yang luar biasa. PMI senantiasa berada di garda terdepan dalam setiap peristiwa musibah yang menimpa negeri ini seperti Gempa dan Tsunami Aceh, Gempa Yogyakarta, Banjir dan Tanah Longor Wasior Papua, Erupsi dan Meletusnya Gunung Merapi  Yogyakarta dan Gunung Sinabung, Pengeboman di Bali dan Sarinah serta ribuan kejadian lainnya yang tak bisa disebutkan satu-persatu. Belum lagi, kontribusinya dalam penyediaan stok darah nasional yang sangat luar biasa. Berdasarkan data dari PMI Pusat, secara umum, di bidang Kesehatan, PMI telah melayani sebanyak 4.447.654 penerima manfaat yang telah menerima bantuan di bidang kesehatan darurat, air dan sanitasi, pelayanan sosial dan pelayanan kesehatan masyarakat. Keberhasilan ini tentunya karena dukungan infrastruktur yang memadai dimana PMI memiliki 327 unit ambulans yang tersebar di seluruh Indonesia, 63 unit truk tangki air, 10 unit peralatan penjernih air, dan dua klinik lapangan. 

Hal ini juga diperkuat dengan sumber daya PMI sebanyak 56.476 personil non medis terlatih, 2.214 personil air dan sanitasi berbasis masyarakat, 1.847 personil layanan kesehatan di bidang HIV dan teman sebaya. Di bidang sosial, PMI juga berperan aktif dalam penanganan migran dan TKI dengan bekerjasama dengan BNP2TKI dalam bentuk pelatihan bagi migran dan TKI, terutama yang berkaitan dengan isu HIV. PMI juga memberikan pelayanan ambulans dan penanganan secara psikososial melalui dukungan kelompok. Kegiatan ini telah dilakukan di Sukabumi, Karawang Barat, Sumbawa, Belu, Banyuwangi. Sementara di bidang kesehatan masyarakat, PMI secara langsung terlibat dalam program-program nasional bersama Kementerian Kesehatan untuk pencegahan PTM (Penyakit Tidak Menular) serta memberikan promosi gaya hidup sehat, langsung ke masyarakat. 

PMI juga membekali kelompok remaja, masyarakat, dan penyandang disabilitas dengan keterampilan untuk menjadi promotor gaya hidup sehat. Selain melakukan kegiatan peningkatan kapasitas, kegiatan pencegahan oleh PMI lainnya kepada masyarakat adalah melakukan kegiatan deteksi dini risiko penyakit tidak menular, pemeriksaan kesehatan gratis, senam jantung, pelatihan dan pemberian kit pertolongan pertama, menggelar permainan dan praktek hidup sehat, pementasan dan perlombaan promosi kesehatan, serta berpartisipasi dalam Posbindu PTM. Melihat semua prestasi di atas, maka saya dan kita semua patut memberikan aspresiasi setinggi-tingginya atas seluruh pencapaian PMI ini. Tentu semua ini diraih oleh semangat kerja yang tinggi, kerja keras, pengorbanan dan pengabdian yang tinggi dari seluruh pengurus PMI baik dari tingkat pusat dan daerah serta kontribusi para relawan yang sungguh luar biasa juga. Dan yang paling menonjol di hadapan kita semua adalah program Donor Darah yang terdapat di berbagai lokasi dan ksempatan. Setetes darah begitu berharga untuk menyelamatkan hidup seseorang. Inilah nilai-nilai kemanusiaan yang amat sangat tinggi. Selamat merayakan HARI PMI ke-71. Semoga tambah sukses. Aku Bangga kepadamu PMI.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/sholehudinaaziz/hari-palang-merah-indonesia-setetes-darah-untuk-kehidupan-dan-kemanusiaan_57d7bfea92fdfd5556459291

Komentar